Sampahku Tanggung Jawabku: Kunjungan Asik Duta Bank Sampah SMAN 5 Bandar Lampung di SMAN 8 Bandar Lampung

Bandar Lampung – Selasa (27/8/2024) yang lalu, Duta Bank Sampah SMA Negeri 5 Bandar Lampung telah melakukan sosialisasi dengan menjadi tamu pemateri di SMAN 8 Bandar Lampung.

DBS yang diwakili oleh beberapa personil dan didampingi oleh Ibu Endang Tri Noviati serta Ibu Husnul Khatimah sebagai pembina, berhasil menerangkan dan merangkul siswa/i kelas XI sekaligus Bapak/ibu dewan Guru yang juga turut mendampingi peserta didiknya untuk membuat Ecobrick yang sesuai dengan standar atau SOP.

Ecobrick sendiri merupakan botol plastik yang diisi dengan limbah anorganik (umumnya sampah plastik bekas kemasan makanan) hingga memadat, sehingga dapat digunakan sebagai hal yang bermutu dan bisa dikreasikan. Menurut DBS, standar Ecobrick yang baik ialah yang botol sampah yang memiliki berat sebesar 600 gram, dengan isi berupa sampah plastik bekas kemasan yang sudah dicacah serta dalam kondisi steril (tidak kotor dan basah), sehingga Ecobrick yang hendak dikreasikan dapat bertahan lama dengan utilitas yang terjamin.

SMA Negeri 5 Bandar Lampung sudah hampir 1 tahun memiliki program peduli lingkungan yang dilabeli dengan ‘Duta Bank Sampah’ yang sudah diresmikan sejak September 2023 lalu. Hingga sekarang, para DBS sudah sangat sering menjadi narasumber ataupun percontohan di berbagai acara ragam instansi, termasuk narasumber di SMA Negeri 8 Bandar Lampung ini.

Menurut bapak Ferdinan, S.Pd selaku koordinator P5 di SMA Negeri 8 Bandar Lampung, beliau mengaku bahwasannya P5 kali ini bertemakan “Gaya Hidup Berkelanjutan” dan menurutnya sangat sesuai apabila disandingkan dengan Ecobrik. “Untuk tema P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) itu salah satunya adalah ‘Gaya Hidup Berkelanjutan’ dan mengapa kami (SMA Negeri 8 Bandar Lampung) memilih Ecobrick karena lokasi sekolah kami sendiri itu berdekatan dengan pasar dan area padat penduduk jadi untuk volume sampah plastik sendiri tergolong cukup besar, jadi apabila tidak dikelola dengan baik maka akan jadi sia-sia. Tujuan lain dari P5 ini juga untuk menanamkan pemahaman kepada anak-anak dan terutama kami sendiri mengenai pengelolaan sampah, salah satunya adalah Ecobrick,”. Ucap bapak Ferdinan.

Bapak Ferdinan sebagai koordinator pelaksana juga menambahkan beberapa perihal mengenai persiapan yang segenap panita serta siswa/i persiapkan untuk kegiatan ini. “Dan terkait persiapan yang dilakukan untuk P5 ini tidak hanya melibatkan koordinator sebagai konseptor, tapi juga dengan pimpinan sekolah sebagai penyelenggara acara, juga wali kelas untuk mengondisikan siswa/i. Untuk peserta didik sendiri, pada awal P5 juga diperlukan pemahaman atau teori yang matang agar mereka paham tentang apa yang akan mereka lakukan pada P5 ini,”. Imbuh bapak Ferdinan.

Segenap dewan guru SMA Negeri 8 Bandar Lampung yang pada hal ini diwakili oleh bapak Ferdinan mengutarakan harapannya terkait P5 ini.

“Harapan kami semoga hal baik ini tidak berhenti disini saja, melainkan dapat menjadi kebiasaan baik atau dalam konteks ini menjadi gaya hidup, karena seragam dengan tema utama kami. Dan juga, harapannya agar siswa/i ini secara mandiri dapat membuat Ecobrick sendiri dirumah dengan tujuan yang baik, yaitu melestarikan lingkungan.” Pungkas beliau.

Disisi lain, tampak siswa/i SMA Negeri 8 Bandar Lampung dengan antusias dan hangat menyambut serta mendengarkan arahan dari tim DBS yang siang itu memaparkan teori dan SOP pembuatan Ecobrick. Peserta P5 Ecobrick ini ialah kelas XI dan kelas X ialah mengenai Ecoprint. Terlihat banyak dari mereka yang dengan antusias bertanya kepada pemateri, dan juga mengerjakan Ecobrick mereka secara bersama-sama dengan tim DBS.

Salah satu perwakilan siswa, Revi dari kelas XI sekaligus sebagai Ketua OSIS II SMA Negeri 8 Bandar Lampung 2023/2024, menuturkan kepada tim liputan terkait pengalamannya selama melaksanakan proyek ini. “Perasaan saya pribadi tentu cukup senang, karena kegiatan ini sangat menambah wasasan serta pengalaman yang luar biasa, karena biasanya sampah-sampah yang biasanya hanya dipandanh sebelah mata, ternyata dapat diolah menjadi hal yang bernilai. Dan tentunya saya juga banyak belajar mengenai tahapan-tahapan pengelolaan sampah ini, seperti mulai mengumpulkan sampah, mencuci sampah yang kotor, mencacah, dan lain sebagainya yang menjadikan pengalaman berharga untuk saya,”. Tutur Revi.

Selain itu, tentunya ada persiapan yang dilakukan oleh mereka kelas XI yang melaksanakan P5 Ecobrick ini, dalam hal ini Revi membubuhkan sedikit pengalamannya. “Untuk langkah pertama yang saya persiapkan adalah dengan menyimak materi tentang pengelompokkan jenis-jenis sampah, lalu mulai mengumpulkan sampah, dan memprosesnya hingga menjadi Ecobrick, serta kami juga sudah mempersiapkan rancangan tindak lanjut dari Ecobrick ini,”. Tambah Revi kepada tim liputan.

Revi juga sedikit menambahkan mengenai darimana sampah-sampah yang ia dan teman-temannya dapatkan untuk proyek P5 ini. “Dari pengalaman pribadi saya dan juga teman-teman yang lain, kami biasanya sudah menitipkan sampah dari kantin sekolah dan toserba di sekitar rumah agar sampah konsumsi yang dihasilkan dapat disalurkan kepada kami. Selain itu, kami juga mengumpulkan sampah yang ada di sekitar lingkungan sekolah dan rumah untuk kemudian dipilih-pilah sampah yang layak untuk dijadikan Ecobrick ini.” Pungkas Revi.

Daripada itu, pihak Duta Bank Sampah SMA Negeri 5 Bandar Lampung yang mengikuti sosialisasi tersebut, Fadhil sebagai anggota aktif, juga turut menambahkan kesannya dalam kegiatan ini. “Menurut saya kegiatan ini cukup menyenangkan dan saya sendiri cukup antusias. Karena, dari hal seperti ini dapat dilihat bahwasannya DBS sekolah kita (SMA Negeri 5 Bandar Lampung) cukup mahsyur dan dapat memberikan jejak positif untuk ditapaki. Selain itu, kegiatan ini tentunya sangat bermanfaat bagi segala pihak, baik dari tim DBS maupun pihak SMA Negeri 8 Bandar Lampung yang mana hal ini dapat mengikat kekerabatan dan silaturahmi antara masing-masing sekolah dengan berkalungkan hal positif.” Ujar Fadhil.

Dari hal tersebut, bisa disimpulkan bahwasannya edukasi dan kolaborasi antar lembaga pendidikan dapat menjadi kunci dalam meningkatkan kesadaran dan praktik pengelolaan sampah di kalangan generasi muda. Dengan pendekatan yang melibatkan pembuatan Ecobrick, program ini tidak hanya mengajarkan cara mengurangi sampah plastik, tetapi juga menanamkan pentingnya gaya hidup berkelanjutan. Hal ini menggarisbawahi perlunya upaya kolektif dalam mengatasi isu lingkungan melalui pendidikan yang praktis dan berkelanjutan.

Semoga, kedepannya aktivitas Duta Bank Sampah sebagai salah satu kelompok aktivis lingkungan ini dapat terus berkembang dan diperluas jangkauannya ke lebih banyak sekolah maupun komunitas, sehingga semakin banyak generasi muda yang teredukasi tentang pentingnya pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan. Selain itu, semoga kesadaran yang telah dibangun melalui program ini dapat mendorong terciptanya inovasi-inovasi baru dalam memanfaatkan sampah menjadi produk yang bermanfaat, serta memupuk kebiasaan hidup berkelanjutan yang mampu membawa perubahan nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan di Indonesia.

REDAKSI PERSISMA – DUTA BANK SAMPAH
Penulis: M. Rizky Fadhilah | XI.F-7